4 cara merawat mobil bermesin injeksi
Merawat Mesin Injeksi Sendiri
Jangan antipati dulu dengan perawatan mesin injeksi. Teknologi mesin
modern justru mempermudah perawatan sebuah kendaraan. Tentu jika tahu
caranya. Nah, buat mesin injeksi, tak perlu melakukan penyetelan sendiri
yang ribet dan butuh alat khusus. Bisa pakai alat sederhana dan
dilakukan sendiri di garasi rumah.
Meski dirancang hampir minim
perawatan dan penyetelan, mesin injeksi bensin perlu juga diperhatikan.
Utamanya proses pembersihan di komponen-komponen kontrol utama yang
mengatur kerja mesin. Usia pakai, udara kotor dan iklim lembab membuat
perawatan mesin injeksi sebaiknya dilakukan secara rutin. Buat mobil
yang dipakai hampir setiap hari, sebaiknya lakukan servis mandiri setiap
5.000 km atau sekitar 3 bulan sekah.
THROTTLE BODY
Komponen ini
tak perlu penyetelan namun harus sering dibersihkan. Fungsinya untuk
mengatur udara yang masuk ke dalam mesin. Filter udara yang jarang
dibersihkan ditambah lingkungan yang berdebu menimbulkan gum (jelaga
hitam yang lengket) di dalam throttle body. Jika terus dibiarkan, gum
ini akan mengacaukan kerja sensor throttle (Throttle Position
;vnsot/TPS) hingga paling parah membuat putaran mesin pincang.
Gum
ini lengket dan agak sulit dibersihkan, namun di pasaran ada cairan
khusus yang memang dibuat untuk mengikis kotoran membandel tersebut.
sebaiknya pilih yang memang dirancang khusus untuk mesin injeksi
(injection cleaner), jangan carburettor cleaner karena sifat kimia bahan
pembersihnya rentan merusak servo idle speed.
Cara membersihkan
bisa dilakukan dengan penyemprotan langsung ke throttle saat mesin hidup
sambil dijaga agar mesin tidak sampai mati. Skep kabel gas bisa ditahan
pakai tangan sembari cairan pembersih disemprotkan ke mulut throttle.
Jika dirasa sudah bersih, segera matikan mesin. Setelah sekitar 15 menit
kemudian, start kembali mesin dan `mainkan’ pedal gas hingga
5.000-6.000 rpm. Maksudnya agar sisa kerak yang terkikis mampu terbuang
tuntas melalui gas buang.
Cara pembersihan kedua dilakukan bila
throttle body sudah terlampau kotor. Untuk ini Anda perlu membongkar
dengan melepas baut pemegang throttle body ke saluran intake. Meski
sedikit ribet, proses ini menjamin pembersihan yang tuntas. Lepas kabel
TPS atau sensor lainnya yang Hempel di throttle body sebelum
memisahkannya dari saluran intake. Cairan pembersih yang dipakai sama
dengan cars pertama. Jangan lupa memasang kembali kabel ke sensor yang
dilepas tali saat merakit kembali.
SENSOR
Ada lebih dari sepuluh
sensor di mesin injeksi, mulai dari sensor pengapian, nosel injektor,
throttle position, idle, suhu air pendingin, dan lainnya. Cara
mengetahui komponen ini cukup mudah. Hampir semua memiliki kabel yang
terhubung ke ECU.
Kondisi iklim yang lembab dan berdebu membuat
konektor kelistrikan sensor menjadi kotor. Kotoran yang berupa kerak
putih kehijauan ini tentu akan menghambat sinyal yang dikirimkan ke ECU.
Indikatornya mulai yang teringan, mesin mberebet hingga paling berat
mati total. Umumnya juga disertai lampu indikator CHECK ENGINE yang
menyala saat mesin bekerja.
Solusinya simpel saja, konektor yang
kotor tadi dibersihkan. Biar hasilnya maksimal, manfaatkan
contactcleaner yang memang khusus dibuat untuk membersihkan konektor
kelistrikan. Tak harus memakai contact clener yang khusus buat otomotif,
produk pendukung elektronik juga bisa digunakan. Intinya, cairan kimia
tersebut mampu mengikis kerak dan kotoran hingga aliran tegangan listrik
lancar kembali.
Sebagian sensor cukup dengan men¬cabut konektornya
saja setelah menekan klip pengunci. Namun di beberapa sensor telah
dilengkapi klip pengunci berbentuk kawat. Buat model seperti ini,
cungkil klip lebih dulu sebelum menarik konektor lepas dari dudukannya.
Pasang kembali klip kawat sebelum mencolokkan konektor kembali. Semprot
poin kontak di tengah konektor hingga bersih.
Letak konektor di tiap
mobil berbeda, namun pastikan seluruh konektor sensor mulai nosel
injektor, airflow (mass sensor), throttle position, oksigen, hingga
distributor (crank angle) bebas dari kerak atau kotoran.
FILTER BENSIN DAN UDARA
Suplai bensin yang tersendat bisa diakibatkan filter bensin yang mampat
akibat kotoran. Meski usia pakai filter bensin mesin injeksi lebih lama
dari karburator, jika sudah kotor wajib pula diganti atau dibersihkan.
Pembersihan sebaiknya tiap 20.000 km dan diganti tiap 40.000 km. Kondisi
tangki bensin yang jarang terisi penuh akan mempercepat kotoran
menyumbat saringan.
Proses pembersihannya harus melepas filter dari
dudukan. Pada mobil Jepang terletak di dekat firewall. Lepas slang
bensin masuk dan keluar lebih dulu sebelum melepasnya dari dudukannya.
Tiup dari arah bensin masuk (umumnya tertera di bodi filter saluran
masuk dan keluar bensin) hingga kotoran beserta sisa bensin terdorong
keluar. Ulangi beberapa kali dengan memasukkan bensin ke dalamnya sambil
dikocok-kocok sampai bensin yang keluar bersih.
Buat saringan udara
juga perlu perhatian lebih daripada mesin karburator. Soalnya aliran
udara yang terhambat akan terdeteksi sensor dan mempengaruhi kinerja
mesin. Bukan tak mungkin jika terus dibiarkan akan merusak ECU. Makanya,
kebersihan filter udara di mesin injeksi harus selalu dijaga.
TERMINAL AKI
Nyawa mesin injeksi bertumpu pads pasokan listrik yang stabil. Nah,
selain alternator, kondisi aki juga wajib dijaga agar suplai tegangan ke
ECU dan sensor berlangsung normal saat pertama kali mesin distart. tak
hanya mameriksa volume air aki, terminalnya juga harus bebas dari
kotoran atau kerak. Suplai tegangan yang tersendat membuat kinerja ECU
dan mesin berputar abnormal saat distart.
Bersihkan terminal memakai
cairan penetran semprot dan lindungi dengan gemuk pelumas agar tak
cepat menimbulkan kerak putih di terminal. Sebaiknya tak melepas
terminal aki terutama di mobil-mobil injeksi mutakhir yang dilengkapi
immobilizer. Soalnya, melepas terminal aki terlalu lama (umumnya sekitar
5-15 menit lebih) akan mengunci ECU dan butuh sistem pembuka yang hanya
ada di bengkel resmi.
BUSI
Seperti juga mesin bensin lain, busi
di mesin injeksi perlu dibersihkan. Utamanya dari tumpukan kerak di
ujung elektrodenya. Tak perlu ganti bila elektrode masih tebal, cukup
kikis kerak dengan sikat kawat. Sebaiknya tak mengganti busi dengan
spesifikasi di luar rekomendasi pabrikan. Jika hal ini dilanggar, risiko
ECU rusak akibat resistensi busi yang tak cocok sangat mungkin terjadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar