Kamis, 19 Februari 2015

4 cara merawat mobil bermesin injeksi
Merawat Mesin Injeksi Sendiri
Jangan antipati dulu dengan perawatan mesin injeksi. Teknologi mesin modern justru mempermudah perawatan sebuah kendaraan. Tentu jika tahu caranya. Nah, buat mesin injeksi, tak perlu melakukan penyetelan sendiri yang ribet dan butuh alat khusus. Bisa pakai alat sederhana dan dilakukan sendiri di garasi rumah.
Meski dirancang hampir minim perawatan dan penyetelan, mesin injeksi bensin perlu juga diperhatikan. Utamanya proses pembersihan di komponen-komponen kontrol utama yang mengatur kerja mesin. Usia pakai, udara kotor dan iklim lembab membuat perawatan mesin injeksi sebaiknya dilakukan secara rutin. Buat mobil yang dipakai hampir setiap hari, sebaiknya lakukan servis mandiri setiap 5.000 km atau sekitar 3 bulan sekah.
THROTTLE BODY
Komponen ini tak perlu penyetelan namun harus sering dibersihkan. Fungsinya untuk mengatur udara yang masuk ke dalam mesin. Filter udara yang jarang dibersihkan ditambah lingkungan yang berdebu menimbulkan gum (jelaga hitam yang lengket) di dalam throttle body. Jika terus dibiarkan, gum ini akan mengacaukan kerja sensor throttle (Throttle Position ;vnsot/TPS) hingga paling parah membuat putaran mesin pincang.
Gum ini lengket dan agak sulit dibersihkan, namun di pasaran ada cairan khusus yang memang dibuat untuk mengikis kotoran membandel tersebut. sebaiknya pilih yang memang dirancang khusus untuk mesin injeksi (injection cleaner), jangan carburettor cleaner karena sifat kimia bahan pembersihnya rentan merusak servo idle speed.
Cara membersihkan bisa dilakukan dengan penyemprotan langsung ke throttle saat mesin hidup sambil dijaga agar mesin tidak sampai mati. Skep kabel gas bisa ditahan pakai tangan sembari cairan pembersih disemprotkan ke mulut throttle. Jika dirasa sudah bersih, segera matikan mesin. Setelah sekitar 15 menit kemudian, start kembali mesin dan `mainkan’ pedal gas hingga 5.000-6.000 rpm. Maksudnya agar sisa kerak yang terkikis mampu terbuang tuntas melalui gas buang.
Cara pembersihan kedua dilakukan bila throttle body sudah terlampau kotor. Untuk ini Anda perlu membongkar dengan melepas baut pemegang throttle body ke saluran intake. Meski sedikit ribet, proses ini menjamin pembersihan yang tuntas. Lepas kabel TPS atau sensor lainnya yang Hempel di throttle body sebelum memisahkannya dari saluran intake. Cairan pembersih yang dipakai sama dengan cars pertama. Jangan lupa memasang kembali kabel ke sensor yang dilepas tali saat merakit kembali.
SENSOR
Ada lebih dari sepuluh sensor di mesin injeksi, mulai dari sensor pengapian, nosel injektor, throttle position, idle, suhu air pendingin, dan lainnya. Cara mengetahui komponen ini cukup mudah. Hampir semua memiliki kabel yang terhubung ke ECU.
Kondisi iklim yang lembab dan berdebu membuat konektor kelistrikan sensor menjadi kotor. Kotoran yang berupa kerak putih kehijauan ini tentu akan menghambat sinyal yang dikirimkan ke ECU. Indikatornya mulai yang teringan, mesin mberebet hingga paling berat mati total. Umumnya juga disertai lampu indikator CHECK ENGINE yang menyala saat mesin bekerja.
Solusinya simpel saja, konektor yang kotor tadi dibersihkan. Biar hasilnya maksimal, manfaatkan contactcleaner yang memang khusus dibuat untuk membersihkan konektor kelistrikan. Tak harus memakai contact clener yang khusus buat otomotif, produk pendukung elektronik juga bisa digunakan. Intinya, cairan kimia tersebut mampu mengikis kerak dan kotoran hingga aliran tegangan listrik lancar kembali.
Sebagian sensor cukup dengan men¬cabut konektornya saja setelah menekan klip pengunci. Namun di beberapa sensor telah dilengkapi klip pengunci berbentuk kawat. Buat model seperti ini, cungkil klip lebih dulu sebelum menarik konektor lepas dari dudukannya. Pasang kembali klip kawat sebelum mencolokkan konektor kembali. Semprot poin kontak di tengah konektor hingga bersih.
Letak konektor di tiap mobil berbeda, namun pastikan seluruh konektor sensor mulai nosel injektor, airflow (mass sensor), throttle position, oksigen, hingga distributor (crank angle) bebas dari kerak atau kotoran.
FILTER BENSIN DAN UDARA
Suplai bensin yang tersendat bisa diakibatkan filter bensin yang mampat akibat kotoran. Meski usia pakai filter bensin mesin injeksi lebih lama dari karburator, jika sudah kotor wajib pula diganti atau dibersihkan. Pembersihan sebaiknya tiap 20.000 km dan diganti tiap 40.000 km. Kondisi tangki bensin yang jarang terisi penuh akan mempercepat kotoran menyumbat saringan.
Proses pembersihannya harus melepas filter dari dudukan. Pada mobil Jepang terletak di dekat firewall. Lepas slang bensin masuk dan keluar lebih dulu sebelum melepasnya dari dudukannya. Tiup dari arah bensin masuk (umumnya tertera di bodi filter saluran masuk dan keluar bensin) hingga kotoran beserta sisa bensin terdorong keluar. Ulangi beberapa kali dengan memasukkan bensin ke dalamnya sambil dikocok-kocok sampai bensin yang keluar bersih.
Buat saringan udara juga perlu perhatian lebih daripada mesin karburator. Soalnya aliran udara yang terhambat akan terdeteksi sensor dan mempengaruhi kinerja mesin. Bukan tak mungkin jika terus dibiarkan akan merusak ECU. Makanya, kebersihan filter udara di mesin injeksi harus selalu dijaga.
TERMINAL AKI
Nyawa mesin injeksi bertumpu pads pasokan listrik yang stabil. Nah, selain alternator, kondisi aki juga wajib dijaga agar suplai tegangan ke ECU dan sensor berlangsung normal saat pertama kali mesin distart. tak hanya mameriksa volume air aki, terminalnya juga harus bebas dari kotoran atau kerak. Suplai tegangan yang tersendat membuat kinerja ECU dan mesin berputar abnormal saat distart.
Bersihkan terminal memakai cairan penetran semprot dan lindungi dengan gemuk pelumas agar tak cepat menimbulkan kerak putih di terminal. Sebaiknya tak melepas terminal aki terutama di mobil-mobil injeksi mutakhir yang dilengkapi immobilizer. Soalnya, melepas terminal aki terlalu lama (umumnya sekitar 5-15 menit lebih) akan mengunci ECU dan butuh sistem pembuka yang hanya ada di bengkel resmi.
BUSI
Seperti juga mesin bensin lain, busi di mesin injeksi perlu dibersihkan. Utamanya dari tumpukan kerak di ujung elektrodenya. Tak perlu ganti bila elektrode masih tebal, cukup kikis kerak dengan sikat kawat. Sebaiknya tak mengganti busi dengan spesifikasi di luar rekomendasi pabrikan. Jika hal ini dilanggar, risiko ECU rusak akibat resistensi busi yang tak cocok sangat mungkin terjadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar